Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Islam dan Kemajuan Teknologi



Manusia sebagai khalifah fil Ardh dibekali dua potensi oleh Allah SWT, Yakni akal dan Qolbu. Dengan kedua potensi ini manusia sebagai mandataris Allah mampu untuk mengolah bumi bagi kemaslahat umat manusia. Namun terkadang manusia yang mempunyai sifat ego menggunakan kedua potensi tersebut secara berlebihan. Oleh karena itulah Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengoptimalkan keduanya.

Hasil dari optimalisasi kedua modal tersebut adalah terciptanya budaya sebagai produk dari cipta, rasa, karya dan karsa manusia. Budayalah yang berperan besar dalam menentukan pandangan hidup manusia secara komunal dalam menjalani dan menyikapi segala permasalahan yang timbul ditengah-tengah masyarakat tersebut.

Salah satu produk budaya masyarakat modern adalah teknologi, seakan telah menjadi candu didalam masyarakat modern dan telah menjadi kebutuhan primer bagi manusia yang segala kehidupannya tidak akan mungkin lagi terlepas dari teknologi, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali alat-alat elektronik selalu berdampingan dengan kehidupan manusia. Teknologi seakan menggeser peran agama, perkataan Karl Marx dahulu yang menyebutkan bahwa Agama adalah candu masyarakat, sekarang seakan telah terpatahkan.

Teknologi adalah sebuah alat untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri. Sebagian beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. namun, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.

Teknologi dalam sekala kecil maupun besar sudah sangat berpengaruh dalam kahidupan, sebagai contoh handphone, internet, dan sosial media sebagai teknologi sekala kecil sampai dengan nuklir, pesawat ulangalik, dan satelit sebagai teknologi sekala besar sedikit banyak telah mempengaruhi kehidupan Sang Khalifah fil Ard.

Menjawab Perkembangan Teknologi
Islam yang dirisalahkan oleh nabi 15 Abad yang lalu dituntut untuk selalu sesuai dengan konteks realita kehidupan sekarang. Sebagai konsekwensi dari islam yang rahmatan lil alamin, Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman kehidupan umat islam harus menjawab segala tantangan zaman termasuk tentang kemajuan teknologi. Lalu pertanyaan yang dapat diajukan dalam konteks ini adalah “Bagaimana Islam yang landasan dogmatiknya  tidak akan turun kembali mampu mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sifatnya selalu berkembang?” 

Sebuah kejadian di dalam gua di kota makkah, ketika sang manusia agung pertama kali mendapat wahyu maka yang pertama diberikan kepadanya adalah Iqra’ (Bacalah!), Namun tidak disebutkan maf’ul-nya (objek yang harus di bacanya). Maka dalam kaidah bahasa arab ketika ada fi’il muta’addi (Fi’il yang butuh pada maf’ul) yang tidak disebutkan maf’ul-nya maka maf’ul-nya (objeknya) mutlak apapun yang terlingkupi oleh kata itu. Maka arti yang tepat dari ayat ini adalah bacalah apapun yang ada di sekelilingmu, bacalah keadaan masyarakatmu, dan mungkin juga “bacalah apa kebutuhan yang ada di zamanmu!”

Jelas bahwa kata Iqro’ ini merupakan sebuah landasan agar manusia mebaca dengan menggunakan mata atau menganalisa dengan akal, hal ini sesuai dengan teori dasar epistemologi, yakni realisme dan rasionalisme.

Berawal dari proses mambaca dan menganalisa, manusia dapat menciptakan sebuah penemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan. Didukung pula dengan informasi  dalam Al-Qur’an, banyak berbicara tentang hal-hal yang dapat di buktikan secara ilmiah didalamnya.

Sebagai dorongan agar manusia berfikir tentang alam raya ini Al-Qur’an berkali-kali berkata tentang “Afalaa Ta’qiluun”, “Afalaa Tadzakkaruun”, “Afalaa tatafakkaruun” yang berarti “Apakah kalian tidak berfikir?”. Disinilah al-qur’an berusaha mendorong manusia untuk menggunakan potensi akal seoptimal mungkin guna mencetak orang-orang yang ulul albab.

Begitupun dorongan yang berasal dari informasi ilmiah Al-Qur’an yang menuntut siapapun yang membacanya untuk membuktikan informasi tersebut. Sebagai contoh, Quraish Shihab dalam buku Mu’jizat Al-Qur’an mengumpulkan ayat-ayat tentang informasi ilmiah, yang dalam kesempatan kali ini kita dapat simpulkan secara ringkas, seperti informasi Al-Qur’an tentang cahaya matahari yang berasal dari dirinya sedangkan cahaya bulan merupakan pantulan (QS. Yunus:5 dan QS. Nȗh:16), kurangnya oksigen pada ketinggian, dan dapat menyesakkan nafas (QS. QS. Al-An’ȃm:125), juga tentang perbadaan sidik jari manusia (QS. Al-Qiyȃmah:4). Informasi-informasi ini pada akhirnya dapat dibuktikan oleh sains modern tentang kebenarannya. Hal ini terlepas dari apakah para peneliti itu membaca Al-Qur’an terlebih dahulu kemudian membuktikannya, atau melalui proses penelitian dan penemuan  dahulu dan dikemudian hari ditemukan ayat al-qur’an yang mendukung kebenaran hasil penemuannya.

Jelaslah sekarang bagaimana Al-Qur’an mendukung proses penelitian yang bertujuan untuk menciptakan penemuan-penemuan baru yang dapat diambil manfaatnya demi kehidupan umat manusia. yang pada intinya dorongan islam agar umatnya menjadi manusia yang ulul albab merupakan bukti kongkrit dukungan islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. 

Konstribusi Islam Terhadap Iptek
Didukung juga dengan fakta-fakta historis yang menunjukan betapa para ilmuan-ilmuan muslim memberikan konstribusi besarnya di duania sains jauh sebelum masa renaissance di barat. Beberapa tokoh yang terkenal adalah di bidang kedokteran yakni Ibnu Sina, Ibnu Khaldun di bidang sosial dan budaya, Al-Biruni di bidang Geodesi, Al-Khawarizmi di bidang Al-Jabar, di bidang astronomin ada Al-Battani, dan di bidang Fisika ada Ibnu Haitham.

Demikianlah bukti dukungan Islam terhadap kemajuan teknologi yang setiap saat dan setiap waktu tanpa bisa di batasi selalu berkembang mempengaruhi kehidupan umat islam. Umat islam selalu dituntut berfikir dengan mengoptimalkan daya akalnya untuk menciptakan kembali penemuan-penemuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemakmuran manusia di bumi.[]
Maulana Ni'ma Alhizbi


DAFTAR PUSTAKA
-    Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, PT. Mizan Pustaka: Bandung, 2007.
-    Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, PT. Mizan Pustaka: Bandung, 2007
-    http://teknomuslim.com/2012/01/pemanfaatan-teknologi-dalam-islam (diakses pada tanggal 15/12/2013 pukul 23.21)
-    http://www.majalahgontor.net/index.php?option=com_content&view=article&id=520 (diakses pada tanggal 15/12/2013 pukul 23.30)

Posting Komentar untuk "Islam dan Kemajuan Teknologi"